dokumen pribadi |
Oleh : Drh. Syaiful Ratmus
Didalam manajemen kesehatan tindakan pencegahan penyakit sangat diperlukan dengan cara :
1)
Menjaga kebersihan kandang.
2)
Pemberian pakan yang cukup dan berkualitas.
3)
Menjaga kebersihan ternak dengan memandikan secara teratur.
4)
Melaksanakan Vaksinasi secara teratur.
5)
Menjaga kebersihan peralatan kandang.
6)
Memisahkan ternak yang sakit dari yang sehat.
7)
Pemberian obat cacing secara
teratur.
8) Segera melaporkan kepada
Mantri Hewan/ Dokter Hewan apabila ada kelainan.
Secara garis besar, penyakit pada
ternak dapat digolongkan atas 3 (tiga) bagian :
- Penyakit Infeksi (Infectious diseases)
- Penyakit yang bukan infeksi (Non infectious diseases)
- Penyakit
Reproduksi (Reproduction diseases)
Beberapa Penyakit Infeksius Yang Sering Ditemui di Lapangan, antara lain :1. Bovine Ephimeral Fever (BEF)Penyebab : RhabdovirusGejala : tiba-tiba demam, kaku dan dapat sembuh beberapa hari kemudianAngka kematian : ± 1 %2. Malignant Catarrhal Fever (MCF)Penyebab : virus HerpesGejala : Demam (40 – 41 °c), konjungtivitis dan keratis mukopurulen sertakeruhan kornea dari perifer ke pusat. Angka kematian : 0,02 %3. Fasciolosis (Distomatosis)Penyebab : Fasciola gigantica dan Fasciola hepaticaGejala : Pengurusan yang cepat, lemah dan anemia serta pertumbuhan yangterhambat pada pedet.Angka Kematian : ± 1 %4. Penyakit Radang Limpa (Anthrax)Penyebab : Bacillus AnthracisGejala : perdarahan disemua lubang kumlahAngka Kematian : 100 % dan bersifat Zoonosis5. Skabies (Gudigan)Penyebab : Tungau (Mite)Gejala : gatal dan rontok pada buluAngka kematian : tidak ada6. Foot Rot (Kaki busuk)Penyebab : Bakteri Fusiformis necrophorusGejala : bengkak dicelah kaki dan bernanah, kuku terkelupas dan akhirnya pincang atau lumpuh.Angka Kematian : tidak ada
7. MyasisPenyebab : Bakteri Staphilococus Sp atau Bacillus spGejala : pembusukan pada luka hingga keluar belatung.Angka Kematian : tidak ada8. OmphalitisPenyebab : Bakteri Staphilococus Sp atau Bacillus spGejala : bengkak pada pusar dan bernanah hingga keluar belatungAngka Kematian : kurang 1 %9. MastitisMastitis, yaitu peradangan kelenjar ambing yang bersifat akut, sub akut dankhronis. Penyebab : Berbagai mikroorganisme yang dapat menimbulkanmastitis terkait dengan sanitasi lingkungan antara lain :Streptococcus sp,Staphilococcus sp,E. colli, Enterobacter aerogenes dan Pseudomonas aeroginosa
Predisposisi kejadian mastitis, meliputi : sapi produksi susu tinggi lebih seringterkena dibanding produksi sedang, luka atau lecet pada puting susu akibatpemerahan kasar, lantai kandang yang kasar,alat pemerahan dan sanitasi kandangyang burukPenyakit Non Infeksius :1. HypocalsemiaPenyebab : Kekurangan Kalsium didalam darah dan tulangGejala : Terjadi kelumpuhan terutama pada sapi betina yang sedangbunting, sesudah melahirkan atau yang sedang menyusui.Pencegahan : Memberikan mineral didalam pakanAngka kematian : ± 1 %
2. ToksinPenyebab : keracunan makananGejala : Mulut keluar busa dan ternak langsung ambruk atau lumpuh serta kembungPengobatan : Meminumkan susu kental manis atau air kelapa muda sebagai pertolongan pertama dan penyuntikan Atrophine sulfat sebagai antitoksin.Angka kematian : 100 %3. Tympani / Bloat (Kembung)Penyebab : Makanan yang terlalu tinggi kadar air atau pengaruh perubahan cuaca yang terlalu ekstrimGejala : Perut membesar, nafsu makan turun, tidak bisa buang kotoran dan kencing serta lumpuh .Pencegahan : Memberikan makanan yang kadar airnya tidak terlalu tinggi serta menjaga kebersihan kandangPengobatan : Meminumkan minyak goreng untuk menetralisir gas dalamlambung, melakukan palpasi rektal, tuksi, trocar serta obat antibloatAngka kematian : dapat mencapai 100 % bila tidak ditangani dengan cepatPenyakit Reproduksi
1. Penyakit reproduksi tidak menulara. Distokia§ Kesulitan kelahiran§ perlu pertolongan dari luar§ Bila gagal lahir à induk sering terjadi kematian
b. Prolapsus§ Penyembulan mukosa uterus setelah beranak§ Sering pada hewan tua > 4 tahun & kurang exercise§ Terdiri dari 2 yaitu prolapsus vagina dan prolapsus uteric. Retensio Secundinarum§ Selubung fetus & placenta tertahan setelah melahirkan§ Secundina, normal keluar max. 8 jam post partus§Terjadi akibat : Brucellosis, Vibriosis, Streptococcosis & Staphylococosis,Endometritis , Kekurangan Vitamin A dan E dalam ransumd. Torsio Uteri§ Pemutaran (terpelintir) uterus dari sumbu panjangnya§ Kolik (gelisah, kesakitan, berguling – guling, kaki menendang perut) dll§ Terjadi pada sapi bunting tua ( > 4 bulan)§ Per rectal : ligamen uterus menegang§ Intravaginal : lubang vagina menyempit
2. Penyakit Menulara. Brucellosis (Kluron)Penyebab : Bakteri Brucella Abortus- Gejala di induk tak konsisten.
- Aborsi terjadi pada umur kebuntingan 7-9 bulan.
- Fetus biasa tertahan 48-72 jam dan di Autolysis.
- Placentitis : eksudat kecoklatan pada permukaan, nekrosis, Kotiledon kekuningan – kecoklatan.
- Bronchopneumonia (fetus abortus).
Sering diikuti metritis dan Retensio Plasenta.
b. Bovine Viral Diarrhea (BVD)§ Penyebab : Pestivirus fam. Flaviviridae§ Masa inkubasi 7-9 hari§ Karakteristik penyakit :· Demam tinggi ( 40,5 °C – 41,6 °C )· Discharge nasal· Pernafasan cepat· Anorexia· Diare§ Aborsi terjadi 3-6 minggu pasca infeksi.§ Kematian embrio dini§ Infeksi dapat terjadi di semua umur.c. Leptospirosis§ Penyebab : Leptospira hardjo bovis & Leptospira pomona- Abortus atau Pedet lahir lemah
- Abortus bisa terjadi pada trimester ke 3, atau kapan saja (angka kematian pada pedet 33%).
- Biasanya tidak terjadi lesi mencolok pada fetus (tapi bisa ikterus atau autolisis).
- Gejala di induk, Ikterus, hemoglobinuria, anemia, agalactia, mastitis, demam (derajat kesembuhan pada induk relatif tinggi).
§ Zoonosis3. Gangguan Hormonal1. Repeat Breeder / Nympomania2. Corpus Luteum Persisten (CLP)3. Cistic Ovary
CLP