Saturday 2 May 2015

MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK RUMINANSIA ( SAPI )


dokumen pribadi



Oleh : Drh. Syaiful Ratmus

Didalam manajemen kesehatan tindakan pencegahan penyakit sangat diperlukan dengan cara :

1)      Menjaga kebersihan kandang.
2)      Pemberian pakan yang cukup dan berkualitas.
3)      Menjaga kebersihan ternak dengan memandikan secara teratur.
4)      Melaksanakan Vaksinasi secara teratur.
5)      Menjaga kebersihan peralatan kandang.
6)      Memisahkan ternak yang sakit dari yang sehat.
7)      Pemberian obat cacing secara teratur.
8) Segera melaporkan kepada Mantri Hewan/ Dokter Hewan apabila ada kelainan.
 

 Secara garis besar, penyakit pada ternak dapat digolongkan atas 3 (tiga) bagian :
  1. Penyakit Infeksi (Infectious diseases)
  2. Penyakit yang bukan infeksi (Non infectious diseases)
  3. Penyakit Reproduksi (Reproduction diseases) 


    Beberapa Penyakit Infeksius Yang Sering Ditemui di Lapangan, antara lain :
    1.      Bovine Ephimeral Fever (BEF)
     Penyebab                    : Rhabdovirus
     Gejala                 : tiba-tiba demam,  kaku dan dapat sembuh beberapa hari                                   kemudian
     Angka kematian         : ± 1 %
     
         
    2.      Malignant Catarrhal Fever   (MCF)
    Penyebab   : virus Herpes
    Gejala        : Demam (40 – 41 °c), konjungtivitis dan keratis mukopurulen serta
                         keruhan kornea dari perifer ke pusat. Angka kematian  : 0,02 %          


    3.      Fasciolosis (Distomatosis)
     Penyebab  : Fasciola gigantica dan  Fasciola hepatica
    Gejala       : Pengurusan yang cepat, lemah dan anemia serta  pertumbuhan yang
                        terhambat pada pedet.
     Angka Kematian          : ± 1 %

    4.      Penyakit Radang Limpa (Anthrax)
    Penyebab                    : Bacillus Anthracis
    Gejala                         : perdarahan disemua lubang  kumlah
    Angka Kematian         : 100 % dan bersifat Zoonosis

    5.      Skabies (Gudigan)
     Penyebab                    : Tungau (Mite)
     Gejala                          : gatal dan rontok pada bulu
     Angka kematian          : tidak ada

    6.      Foot Rot (Kaki busuk)
     Penyebab                     : Bakteri Fusiformis necrophorus
      Gejala                          : bengkak dicelah kaki dan bernanah, kuku terkelupas dan                                   akhirnya pincang atau lumpuh.
      Angka Kematian          : tidak ada



    7.      Myasis
     Penyebab                    : Bakteri Staphilococus Sp atau Bacillus sp
     Gejala                          : pembusukan pada luka hingga keluar belatung.
     Angka Kematian          : tidak ada 
     8.      Omphalitis
       Penyebab                  : Bakteri Staphilococus Sp atau Bacillus sp
      Gejala                       : bengkak pada pusar dan bernanah hingga keluar belatung
        Angka Kematian      : kurang 1 %

    9.      Mastitis
    Mastitis, yaitu peradangan kelenjar ambing yang bersifat akut, sub akut dan
    khronis. Penyebab  : Berbagai mikroorganisme yang dapat menimbulkan
    mastitis terkait dengan sanitasi lingkungan antara  lain :Streptococcus sp,
    Staphilococcus sp,E. colli Enterobacter aerogenes dan  Pseudomonas aeroginosa
            

    Predisposisi kejadian mastitis, meliputi : sapi produksi susu tinggi lebih sering 
    terkena dibanding produksi sedang,  luka atau lecet pada puting susu akibat 
    pemerahan kasar,  lantai kandang yang kasar,alat pemerahan dan sanitasi kandang
    yang buruk


    Penyakit Non Infeksius :
         1.  Hypocalsemia
     Penyebab             : Kekurangan Kalsium didalam darah dan tulang
     Gejala                   : Terjadi kelumpuhan terutama pada sapi betina yang sedang
                                    bunting, sesudah melahirkan atau yang sedang menyusui.
     Pencegahan          : Memberikan mineral didalam pakan
     Angka kematian   : ± 1 %
       

       2. Toksin
    Penyebab                 : keracunan makanan
    Gejala              : Mulut keluar busa dan ternak langsung ambruk atau lumpuh                               serta kembung
    Pengobatan          : Meminumkan susu kental manis atau air kelapa muda sebagai                        pertolongan pertama dan penyuntikan Atrophine sulfat sebagai                               antitoksin.
     Angka kematian    : 100 %

        3.  Tympani / Bloat (Kembung)
    Penyebab        : Makanan yang terlalu tinggi kadar air atau pengaruh perubahan                          cuaca yang terlalu ekstrim
    Gejala          : Perut membesar, nafsu makan turun, tidak bisa buang kotoran                          dan kencing serta lumpuh .
    Pencegahan    : Memberikan makanan yang kadar airnya tidak terlalu tinggi                           serta menjaga kebersihan kandang
    Pengobatan          :  Meminumkan minyak goreng untuk menetralisir gas dalam
                                    lambung, melakukan palpasi rektal, tuksi, trocar serta obat antibloat
    Angka kematian    : dapat mencapai 100 % bila tidak ditangani dengan cepat


    Penyakit Reproduksi 


    1. Penyakit reproduksi tidak menular

    a.              Distokia
    §  Kesulitan kelahiran 
    §  perlu pertolongan dari luar
    §  Bila gagal lahir à induk sering terjadi kematian


    b.             Prolapsus
    §  Penyembulan mukosa uterus setelah beranak
    §  Sering pada hewan tua > 4 tahun & kurang exercise
    §  Terdiri dari 2 yaitu prolapsus vagina dan prolapsus uteri
     c.              Retensio Secundinarum
    §  Selubung fetus & placenta tertahan setelah melahirkan
    §  Secundina, normal keluar max. 8 jam post partus
    §Terjadi akibat : Brucellosis, Vibriosis,  Streptococcosis & Staphylococosis,
       Endometritis , Kekurangan Vitamin A dan E  dalam ransum

    d.             Torsio Uteri
    §  Pemutaran (terpelintir) uterus dari sumbu panjangnya
    §  Kolik (gelisah, kesakitan, berguling – guling, kaki menendang perut) dll
    §  Terjadi pada sapi bunting tua ( > 4 bulan)
    §  Per rectal      :  ligamen uterus menegang
    §  Intravaginal  : lubang vagina menyempit


    2.  Penyakit Menular
    a.   Brucellosis (Kluron)
                              Penyebab : Bakteri Brucella Abortus
        • Gejala di induk tak konsisten.
        • Aborsi terjadi pada umur kebuntingan 7-9 bulan.
        • Fetus biasa tertahan 48-72 jam dan di Autolysis.
        • Placentitis : eksudat kecoklatan pada permukaan, nekrosis, Kotiledon kekuningan – kecoklatan.
        • Bronchopneumonia (fetus abortus).
    Sering diikuti metritis dan Retensio Plasenta.


    b.      Bovine Viral Diarrhea (BVD)
    §  Penyebab : Pestivirus fam. Flaviviridae
    §  Masa inkubasi 7-9 hari
    §  Karakteristik penyakit :
    ·         Demam tinggi ( 40,5 °C – 41,6 °C )
    ·         Discharge nasal
    ·         Pernafasan cepat
    ·         Anorexia
    ·         Diare
    §  Aborsi terjadi 3-6 minggu pasca infeksi.
    §  Kematian embrio dini
    §  Infeksi dapat terjadi di semua umur.


    c.       Leptospirosis
    §  Penyebab : Leptospira hardjo bovis & Leptospira pomona
        • Abortus atau Pedet lahir lemah
        • Abortus bisa terjadi pada trimester ke 3, atau kapan saja (angka kematian pada pedet 33%).
        • Biasanya tidak terjadi lesi mencolok pada fetus (tapi bisa ikterus atau autolisis).
        • Gejala di induk, Ikterus, hemoglobinuria, anemia, agalactia, mastitis, demam (derajat kesembuhan pada induk relatif tinggi).
    §  Zoonosis

            3.  Gangguan Hormonal
    1. Repeat Breeder / Nympomania
    2. Corpus Luteum Persisten (CLP)
    3. Cistic Ovary


    CLP